Contoh Laporan Arus Kas yang Benar dan Cara Menyusunnya

Dalam dunia akuntansi dan keuangan bisnis, laporan arus kas atau cash flow statement merupakan salah satu laporan keuangan paling vital. Laporan ini menggambarkan bagaimana arus kas masuk dan keluar dari sebuah entitas dalam periode waktu tertentu. Tidak hanya penting bagi internal perusahaan untuk mengelola likuiditas, laporan ini juga sangat krusial bagi investor dan kreditor dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa mendatang.
Apa Itu Laporan Arus Kas?

Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang menunjukkan pergerakan uang tunai dan setara kas (kas dan bank) suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini melengkapi dua laporan utama lainnya, yaitu laporan laba rugi dan neraca, dengan memberikan gambaran bagaimana operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan mempengaruhi kas.
Berbeda dengan laporan laba rugi yang disusun berdasarkan akrual, laporan arus kas hanya mencatat transaksi yang melibatkan kas secara aktual. Oleh karena itu, laporan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah suatu perusahaan benar-benar memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Baca juga: 7 Payment Gateway Terbaik dan Terlengkap di Indonesia Tahun 2025
Tujuan dan Fungsi Laporan Arus Kas
Beberapa fungsi utama laporan arus kas adalah:
- Menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan kas dari kegiatan operasional.
- Memberikan informasi tentang struktur pendanaan perusahaan.
- Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, membayar dividen, dan melakukan investasi.
- Menganalisis perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasional.
Komponen Utama Laporan Arus Kas
Laporan arus kas biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama:
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Bagian ini meliputi arus kas masuk dan keluar yang berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan, seperti:
- Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
- Pembayaran kas kepada pemasok
- Pembayaran gaji dan beban operasional lainnya
- Penerimaan dan pembayaran bunga serta pajak
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Meliputi arus kas dari aktivitas pembelian dan penjualan aset jangka panjang dan investasi, antara lain:
- Pembelian atau penjualan aset tetap (tanah, bangunan, mesin)
- Pembelian atau penjualan saham atau obligasi investasi
- Penerimaan dari piutang investasi atau bunga investasi

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Melibatkan kas yang berkaitan dengan pendanaan perusahaan, seperti:
- Penerimaan kas dari penerbitan saham atau obligasi
- Pembayaran dividen
- Pelunasan pinjaman
- Pembayaran kembali obligasi
Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Terdapat dua metode utama dalam menyusun laporan arus kas:
Metode Langsung (Direct Method)
Metode ini mencantumkan secara langsung semua penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi, seperti:
- Penerimaan dari pelanggan
- Pembayaran kepada pemasok
- Pembayaran gaji
Metode langsung memberikan transparansi lebih tinggi terhadap arus kas operasional, tetapi umumnya lebih sulit disusun karena memerlukan pelacakan transaksi kas secara detail.
Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode ini dimulai dari laba bersih (yang diambil dari laporan laba rugi) kemudian disesuaikan dengan:
- Item non-kas seperti penyusutan dan amortisasi
- Perubahan dalam aset dan kewajiban lancar
Metode ini lebih umum digunakan karena lebih mudah disusun dari data akuntansi berbasis akrual.
Langkah-Langkah Menyusun Laporan Arus Kas
Untuk membuat laporan arus kas yang benar dan akurat, berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti:
Langkah 1: Kumpulkan Data Keuangan
Ambil informasi dari laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada periode yang sama. Untuk metode tidak langsung, laba bersih menjadi titik awal.
Langkah 2: Susun Arus Kas Operasional
Jika menggunakan metode tidak langsung:
- Mulai dari laba bersih
- Tambahkan kembali item non-kas seperti penyusutan
- Sesuaikan perubahan aset dan liabilitas lancar (piutang, utang, persediaan, dll.)
Jika menggunakan metode langsung:
- Catat seluruh penerimaan kas dari pelanggan
- Kurangi seluruh pengeluaran kas seperti pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan pajak
Langkah 3: Susun Arus Kas Investasi
Catat semua transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset tetap dan investasi.
Langkah 4: Susun Arus Kas Pendanaan
Cantumkan kas yang diperoleh atau dibayarkan dari aktivitas pendanaan (pinjaman, saham, dividen, dll.)
Langkah 5: Hitung Kenaikan atau Penurunan Kas
Jumlahkan seluruh arus kas dari tiga aktivitas utama. Tambahkan hasilnya ke saldo awal kas, dan hasilnya akan menjadi saldo akhir kas.
Contoh Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung)
Berikut adalah contoh laporan arus kas dari PT Maju Terus Tbk. untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2024:
PT MAJU TERUS TBK
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2024
(Metode Tidak Langsung | dalam jutaan Rupiah)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
markdown
CopyEdit
Laba Bersih 4.500
Penyesuaian:
Penyusutan dan Amortisasi 1.200
Kenaikan Piutang Usaha (1.000)
Penurunan Persediaan 500
Kenaikan Utang Usaha 800
Kenaikan Beban Akrual 300
—————————————————————
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 6.300
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
markdown
CopyEdit
Pembelian Aset Tetap (3.000)
Penjualan Investasi Jangka Panjang 1.500
—————————————————————
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.500)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
markdown
CopyEdit
Penerimaan Pinjaman Bank 2.000
Pembayaran Dividen (1.200)
Pembayaran Utang Obligasi (500)
—————————————————————
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan 300
Baca juga: 10 Aplikasi Kasir Android Gratis untuk Optimalkan Manajemen Penjualan (Update 2025)
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
markdown
CopyEdit
Kas Bersih Periode Ini 5.100
Kas Awal Periode 2.000
—————————————————————
Kas Akhir Periode 7.100

Tips Penting dalam Menyusun Laporan Cash Flow
- Selalu cocokkan saldo akhir kas dalam laporan arus kas dengan saldo kas di neraca.
- Gunakan software akuntansi untuk otomatisasi, tapi tetap verifikasi keakuratan data.
- Pastikan untuk memisahkan transaksi non-kas (misalnya, pembelian aset dengan kredit) karena tidak dicatat dalam arus kas.
- Untuk analisis manajemen, buat laporan arus kas per kuartal atau bahkan bulanan.
Kesimpulan
Laporan arus kas adalah alat vital dalam pengambilan keputusan bisnis, baik untuk pemilik, manajemen, investor, maupun kreditur. Dengan menyusun laporan cash flow yang benar—baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung—perusahaan dapat memantau kesehatan keuangannya secara nyata dan mengambil langkah strategis dengan lebih bijak.
Penyusunan laporan ini bukan hanya sekadar kewajiban administrasi, melainkan bagian integral dari manajemen keuangan yang sehat. Oleh karena itu, memahami struktur, metode penyusunan, dan praktik terbaiknya menjadi bekal penting bagi siapa saja yang ingin menjalankan atau mengelola bisnis dengan profesional.