7 Contoh Instrumen Pasar Modal yang Perlu Diketahui (Update 2025)

Pasar modal telah menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi modern, memungkinkan perusahaan untuk menghimpun dana dan investor untuk memperoleh imbal hasil dari aset yang mereka miliki. Di tengah perkembangan teknologi keuangan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya investasi, pemahaman mengenai berbagai instrumen pasar modal menjadi semakin krusial.
Tahun 2025 menandai fase baru dalam dinamika keuangan global, di mana ragam instrumen tidak hanya bertambah, tetapi juga semakin kompleks dan terjangkau bagi investor pemula hingga institusional. Artikel ini akan mengupas secara mendalam tujuh contoh instrumen pasar modal yang penting untuk diketahui, lengkap dengan karakteristik, fungsi, serta relevansinya dalam strategi investasi masa kini.
Apa Itu Instrumen Pasar Modal?

Instrumen pasar modal adalah produk keuangan yang diperjualbelikan di dalam pasar modal, yang biasanya memiliki karakteristik sebagai alat investasi atau alat penghimpun dana bagi korporasi dan pemerintah.
Instrumen pasar modal terbagi dalam dua kategori besar:
- Instrumen Ekuitas (kependekan dari equity): seperti saham.
- Instrumen Utang (debt): seperti obligasi.
Namun di era modern, juga terdapat instrumen derivatif, reksa dana, dan ETF yang menambah kompleksitas serta fleksibilitas dalam kegiatan investasi.
7 Contoh Instrumen Pasar Modal yang Perlu Diketahui (Update 2025)

Artikel ini menyajikan 7 contoh instrumen pasar modal yang penting untuk diketahui di tahun 2025, disertai analisis fungsi, karakteristik, keuntungan, risiko, dan peran strategisnya dalam dunia keuangan.
1. Saham (Stocks/Equity)
Saham adalah bukti kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan terbuka (Tbk). Membeli saham berarti memiliki sebagian hak atas keuntungan (dividen) dan kepemilikan perusahaan.
Karakteristik:
- Bersifat ekuitas
- Dapat memberikan dividen (tunai atau saham)
- Harga fluktuatif tergantung pasar
- Diperdagangkan di bursa seperti BEI (Bursa Efek Indonesia)
Jenis Saham:
- Saham Biasa (Common Stock): Hak suara dan dividen tidak tetap.
- Saham Preferen (Preferred Stock): Dividen tetap, namun biasanya tanpa hak suara.
Contoh Emiten 2025:
- BBCA (Bank Central Asia) – Saham perbankan favorit investor ritel.
- GOTO (GoTo Gojek Tokopedia) – Saham teknologi yang menjadi perhatian pasar.
Keuntungan:
- Potensi capital gain
- Dividen
- Akses kepemilikan perusahaan besar
Risiko:
- Capital loss
- Fluktuasi harga yang tajam
- Tidak selalu membagikan dividen
Baca juga: 10 Venture Capital di Indonesia yang Aktif Berinvestasi di Startup Teknologi
2. Obligasi (Bonds)
Obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah, di mana penerbit berjanji membayar bunga (kupon) dan pokok pada waktu jatuh tempo.
Jenis Obligasi:
- Obligasi Pemerintah (SBN, ORI, FR): Lebih aman, kupon tetap.
- Obligasi Korporasi: Lebih tinggi imbal hasilnya, namun risikonya juga lebih besar.
Contoh Produk:
- ORI025 (Obligasi Ritel Indonesia 2025)
- SBR015 (Saving Bond Ritel)
- Obligasi Berkelanjutan PT Telkom Indonesia
Keuntungan:
- Kupon berkala
- Harga relatif stabil
- Diversifikasi portofolio
Risiko:
- Risiko gagal bayar (default)
- Risiko pasar (fluktuasi harga jika dijual sebelum jatuh tempo)
- Risiko likuiditas (sulit dijual kembali)

3. Reksa Dana (Mutual Funds)
Reksa dana adalah wadah penghimpunan dana dari investor yang kemudian dikelola oleh Manajer Investasi ke berbagai instrumen (saham, obligasi, pasar uang) sesuai dengan jenis reksa dananya.
Jenis Reksa Dana:
- Reksa Dana Pasar Uang: Investasi ke instrumen jangka pendek, risiko rendah.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap: Mayoritas ke obligasi.
- Reksa Dana Campuran: Kombinasi saham dan obligasi.
- Reksa Dana Saham: Mayoritas ke saham, cocok untuk jangka panjang.
Contoh Produk 2025:
- Mandiri Investa Dana Pasar Uang
- BNI-AM Inspiring Equity Fund
- Schroder Dana Prestasi Plus
Keuntungan:
- Dikelola profesional
- Cocok untuk pemula
- Bisa dimulai dengan nominal kecil
Risiko:
- Nilai aktiva bersih (NAB) bisa turun
- Tergantung kinerja manajer investasi
- Tidak ada jaminan keuntungan
4. Exchange Traded Fund (ETF)
ETF adalah reksa dana berbentuk kontrak kolektif yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham. Ia menggabungkan keunggulan saham dan reksa dana.
Karakteristik:
- Bisa diperdagangkan sepanjang hari bursa
- Transparan (tracking indeks tertentu)
- Biaya lebih murah dibanding reksa dana konvensional
Contoh ETF Populer:
- XIJI (ETF IDX30)
- XPLQ (ETF LQ45)
- XEID (ETF ESG Leaders Indonesia)
Keuntungan:
- Diversifikasi seperti reksa dana
- Bisa dijual beli langsung di bursa
- Cocok untuk strategi pasif (index investing)
Risiko:
- Mengikuti indeks (tidak bisa melebihi kinerja pasar)
- Harga bisa fluktuatif seperti saham
5. Derivatif (Waran, Opsi, Kontrak Berjangka)
Instrumen derivatif adalah produk keuangan yang nilainya bergantung (derives) dari aset acuan seperti saham, indeks, atau obligasi.
Bentuk Derivatif:
- Waran: Hak membeli saham di harga tertentu (biasanya diberikan oleh emiten).
- Right Issue: Hak bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru.
- Kontrak Berjangka Saham (Single Stock Futures): Kontrak beli/jual saham di masa depan.
- Opsi (Options): Hak (bukan kewajiban) membeli atau menjual aset di harga tertentu.
Contoh di Indonesia:
- Waran pada saham-saham IPO seperti ELIT-W, IPPE-W
- Right issue oleh perusahaan seperti BRPT-R, BFIN-R
Keuntungan:
- Leverage tinggi
- Potensi return besar dalam waktu singkat
- Strategi lindung nilai (hedging)
Risiko:
- Kompleks dan berisiko tinggi
- Bisa rugi total (zero value)
- Tidak cocok untuk pemula

6. Sukuk (Obligasi Syariah)
Sukuk adalah surat berharga syariah yang menyatakan kepemilikan atas aset atau proyek. Berbeda dari obligasi konvensional, sukuk tidak menggunakan sistem bunga (riba), melainkan sistem bagi hasil atau sewa (ijarah).
Jenis Sukuk:
- Sukuk Ritel (SUKRI)
- Sukuk Negara Tabungan (ST)
- Sukuk Korporasi Syariah
Contoh Produk:
- SUKRI019
- ST012T2 – produk terbaru sukuk tabungan 2025
- Sukuk Mudharabah dari Bank Syariah Indonesia
Keuntungan:
- Sesuai prinsip syariah
- Imbal hasil tetap
- Lebih stabil dan cocok untuk profil risiko konservatif
Risiko:
- Risiko likuiditas
- Risiko kredit (jika korporasi penerbit gagal bayar)
- Risiko inflasi (jika kupon tidak meningkat)
Baca juga: 7 Dompet Elektronik Terbaik di Indonesia untuk Transaksi Cepat dan Aman
7. Medium Term Notes (MTN)
MTN adalah surat utang jangka menengah (1–5 tahun) yang diterbitkan oleh perusahaan tanpa melalui bursa efek, tetapi ditawarkan secara terbatas kepada investor institusi.
Karakteristik:
- Tidak dicatatkan di BEI
- Dijual langsung melalui mekanisme private placement
- Kupon tetap atau mengambang
Contoh Emiten MTN:
- PT Jasa Marga Tbk
- PT Astra Sedaya Finance
- PT Mayora Indah Tbk
Keuntungan:
- Kupon lebih tinggi dari obligasi publik
- Bisa menjadi sumber pendanaan alternatif bagi korporasi
Risiko:
- Tidak likuid (karena tidak diperdagangkan di bursa)
- Informasi terbatas (tidak selalu transparan)
- Risiko gagal bayar

Tren Instrumen Pasar Modal di Tahun 2025
Seiring perkembangan teknologi dan regulasi pasar, beberapa tren baru muncul di pasar modal global dan Indonesia, seperti:
- Tokenisasi Aset dan Sekuritas Digital
Instrumen pasar modal berbasis blockchain mulai dikembangkan, seperti token saham, obligasi digital, dan fractional ownership. - ESG Investing (Environmental, Social, Governance)
Instrumen yang berbasis indeks ESG, seperti ETF ESG dan sukuk hijau, semakin populer di kalangan investor institusi. - Akses Investasi Lebih Mudah
Melalui platform digital seperti Ajaib, Bibit, Bareksa, dan Pluang, masyarakat bisa membeli saham, reksa dana, bahkan SBN hanya dengan modal Rp10.000. - Instrument Baru di BEI
Bursa Efek Indonesia memperluas instrumen derivatif dan memperkenalkan produk seperti warrant terstruktur (structured warrant) dan kontrak berjangka indeks untuk hedging dan spekulasi.
Kesimpulan
Pasar modal menyediakan beragam instrumen investasi yang bisa disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan investor. Dari saham hingga sukuk, dari ETF hingga derivatif, setiap instrumen memiliki karakteristik, kelebihan, dan risiko tersendiri.
Memahami jenis-jenis instrumen pasar modal sangat penting untuk:
- Menyusun strategi portofolio yang efektif
- Mengelola risiko investasi
- Memanfaatkan peluang pertumbuhan jangka panjang
Dengan semakin inklusifnya akses ke pasar modal di tahun 2025, setiap individu kini memiliki kesempatan yang sama untuk berinvestasi, membangun kekayaan, dan ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi nasional.